admin

admin

Fakultas Syariah Adakan Workshop Desain Pembelajaran Berbasis Kurikulum KKNI
Fakultas Syariah IAIN Pekalongan menyelenggarakan workshop untuk Dosen di Lingkungan Fakultas Syariah IAIN Pekalongan selama 3 hari pada tanggal 2-5 April 2018 di Hotel Dafam Pekalongan. Workshop ini mengangkat tema Desain Pembelajaran Berbasis Kurikulum KKNI. Workshop ini diikuti oleh semua Dosen dan dihadiri oleh Rektor IAIN Pekalongan, pejabat di lingkungan Fakultas Syariah dan Dr. Euis Amalia M.Ag Narasumber dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Acara workshop ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipandu oleh Zulfa Fauziyah Thoha, S.E., M.Si dan dimoderatori oleh Achmad Muhsin, M.Hum, Kajur Hukum Tata Negara (HTN) Fakultas Syariah.

Dr. Akhmad Jalaludin, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah menyampaikan ucapan terimakasih atas kehadiran Rektor IAIN Pekalongan, untuk memberikan sambutan, arahan dan membuka acara workshop desain pembelajaran berbasis kurikulum KKNI serta Narasumber Dr. Euis Amalia M.Ag dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian beliau menceritakan kondisi Fakultas Syariah pada umumnya. Fakultas Syariah IAIN Pekalongan sebenarnya Fakultas yang cukup tua jika di runut dari sejarahnya yaitu tahun 1968 tetapi di Brebes menjadi cabang dari IAIN Walisongo Semarang. Kemudian pada tahun 1970 berpindah ke pekalongan dan pada  tahun 1996 menjadi Stain Pekalongan di mana ada 2 jurusan yaitu jurusan syariah dan jurusan tarbiyah. Kemudian di buka jurusan Usuluddin. Dan 2016 berubah menjadi IAIN Pekalongan dan terbentuknya Fakultas Syariah. Prodi-prodi yang ada di Fakultas Syariah sebagian masuk ke dalam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. IAIN Pekalongan riil berdiri awal 2017 karena merupakan sebuah institusi baru maka penataan organisasi, penyiapan RIP, Renstra, desain kurikulum dan lain sebagainya membutuhkan tenaga dan waktu yang cukup banyak. Kemudian di tahun itu pula Fakultas Syariah dituntut untuk melakukan akreditasi program studi dan juga harus melakukan perubahan kurikulum. Oleh karena itu hari ini kita mulai melakukan langkah ke tahap berikutnya yaitu bagaimana cara mendesain kurikulum berbasis KKNI walupun kurikulum yang disusun belum sempurna. Harapannya ada masukan-masukan dari narasumber untuk penyempurnaan kurikulum dan memberikan pencerahan, ilmu dan memberikan pengalaman kepada kami dan yang paling penting kita tahu bagaimana cara mendesain pembelajaran yang berbasis kurikulum KKNI. Beliau juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyelenggaraan kegiatan ini banyak kekurangan yang dilakukan oleh panitia.

Rektor IAIN Pekalongan, Dr. Dedi Rohayana, M.Ag menyampaikan sambutannya sekaligus membuka acara workshop desain pembelajaran berbasis kurikulum KKNI secara resmi. Beliau menyampaikan ucapan terimakasih atas kedatangan narasumber Ibu Dr.Euis Amalia, M.Ag. Workshop kurikulum berbasis KKNI ini sangat penting untuk melihat apakah kurikulum yang ada di Fakultas Syariah ini sudah sesuai dengan ketentuan atau belum karena memang para sarjana kedepannya sangat berat tantangannya. Harapannya dengan kurikulum yang baik atau sesuai tentunya besar harapannya para alumni menjadi alumni yang berkualitas yang siap berkompetisi dengan alumni dari perguruan tinggi lainnya, karena bagaimanapun tantangan sarjana-sarjana sekarang lebih besar daripada sarjana sarjana zaman dulu. Kita semua juga sudah tau persoalan-persoalan yang terjadi di bangsa dan Negara kita, masyarakat kita sangat rumit dan kompleks. Kita berharap alumni-alumni Fakultas Syariah IAIN Pekalongan menjadi alumni yang berkualitas yang mampu memberikan kontribusi maksimal untuk bangsa dan Negara.

Serangkaian acara workshop ini dimulai dari Finalisasi Kurikulum Fakultas Syariah, Cara Mendesain Pembelajaran Kurikulum Berbasis KKNI, Penyusunan RPS, dan Penyusunan Deskripsi Mata Kuliah. Kemudian acara ditutup dengan pembacaan Doa yang dibacakan oleh H. Mubarok Lc., M.SI dan kesimpulan penyampaian materi yang disampaikan oleh Narasumber Dr. Euis Amalia, M.Ag. Workshop ini berjalan dengan lancar dan antusias yang tinggi oleh peserta workshop yaitu Dosen Fakultas Syariah.

Selasa, 8 Mei 2018, Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Syariah IAIN Pekalongan menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Peluang danTantangan Hukum Ekonomi Syariah di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”. Dalam seminar ini menghadirkan dua narasumber handal, yaitu Prof. Dr.Muhammad, M.Ag dari Yogyakarta, dan Dr. Ridwan, M.Ag dari Purwokerto. Seminar ini direspon sangat baik oleh mahasiswa Fakultas Syariah, terbukti tidak hanya mahasiswa dari Jurusan HES saja yang ikut andil menjadi peserta seminar, namun mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) dan Hukum Tata Negara (HTN) juga ikut tertarik mengikuti seminar yang diselenggarakan di auditorium IAIN Pekalongan. Tak ketinggalan pula hadir dalam seminar ini tamu undangan dari Hakim Pengadilan Agama Kota Pekalongan, Batang dan sekitarnya, serta para dosen Fakultas Syariah IAIN Pekalongan.

Sebelum seminar dimulai, Mohammad Fateh, M.Ag selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) IAIN Pekalongan sekaligus Ketua Panitia memberikan sambutan. Menurut beliau, tepat sekali mahasiswa masuk ke dalam jurusan HES, karena peluang yang akan dihadapi nanti sangat banyak, namun harus siap pula dengan tantangannya, karena peluang besar akan menghadirkan tantangan yang besar pula. Demikian pula menurut Dr. Akhmad Jalaludin, MA selaku Dekan Fakultas Syariah mengatakan mahasiswa harus mempersiapkan diri agar menjadi lulusan HES yang kompeten dan berdaya saing. Tidak salah kalau Jurusan HES menyelenggarakan seminar nasonal ini, dengan menghadirkan dua narasumber yang berbeda latar belakang pendidikan dan keahlian, sehingga keduanya bisa saling mengisi dan memberikan pandangan kepada mahasiswa jurusan HES sesuai dengan keahlian mereka, yakni Prof.Dr.Muhammad, M.Ag yang ahli dalam bidang ilmu Ekonomi Syariah, sedangkan Dr.Ridwan, M.Ag ahli dalam bidang Hukum Islam.

Sambutan ditutup dengan pembukaan acara seminar oleh Dekan Fakultas Syariah IAIN Pekalongan. Acara seminar pun dimulai dengan dimoderatori oleh Ketua Jurusan Hukum Tata Negara yakni moderator yakni Achmad Muchsin, S.H.I, M.Hum. Semua peserta antusias mengikuti kegiatan seminar dari awal hingga akhir, terbukti tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan sampai acara seminar selesai.

Prof. Dr.Muhammad, M.Ag tampil sebagai pembicara pertama. Dosen mualaf yang memiliki nama asli Ma Xing Ping ini memberikan materi dengan diselingi nilai-nilai islami dan motivasi kepada peserta seminar. Beliau mengatakan bahwa orang Islam harus dan wajib hukumnya menjadi kaya. Karena setiap rukun Islam yang dijalankan oleh umat Islam semuanya menggunakan harta. Kata-kata ini menjadi cambuk bagi peserta seminaragar mengoptimalkan segala kemampuan dan potensi, khususnya bagi mahasiswa jurusan HES agar menjadi lulusan berdaya saing di era MEA ini sehingga bisa menguasai perekonomian terutama di kawasan Asia Tenggara.

Dengan gaya yang khas dan leluconnya,dosen di 9 pascasarjana dan telah menerbitkan 78 buku ekonomi, keuangan dan perbankan ini membuat suasana seminar menjadi hidup. Beliau memberikan argumen mengenai dampak positif dan negatif MEA. Pada dasarnya, MEA merupakan wadah yang sangat penting bagi kemajuan negara-negara ASEAN dalam mewujudkan kesejahteraan sehingga keberadaannya harus disikapi dengan positif. Diharapkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara bisa berkompetisi dan bisa menempatkan ASEAN masuk ke dalam pasar terbesar di dunia. Begitu paparnya.

Menurut Dosen Tetap STEI Yogyakarta ini, kita tidak boleh fokus terhadap dampak negatifnya, tetapi fokuskanlah terhadap dampak positifnya.Banyak peluang yang bisa ditangkap dari dampak positif MEA. Sebagai masyarakat yang dinamis, sudah selayaknya kita harus bisa melihat lebih banyak dampak positif dari adanya pasar bebas Asia Tenggara atau MEA. Lanjut beliau,ASEAN Economic Community atau MEA secara garis besar terfokus dalam empat hal, yaitu: 1) MEA sebagai pasar tunggal di kawasan Asia Tenggara yang difungsikan sebagai sebuah kawasan kesatuan pasar dan basis produksi. 2) MEA berorientasi untuk membentuk kawasan ekonomi yang memiliki daya saing tinggi dengan kebijakan-kebijakan, perlindungan konsumen, dan berbagai macam perjanjian untuk saling menciptakan kondisi ekonomi yang adil. 3) Menumbuhkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang memiliki daya saing tinggi serta ditunjang dengan kemudahan dalam mendapatkan modal. 4) MEA terintegrasi dengan perekonomian global sehingga jangkauan pasar yang diraih negara-negara di kawasan Asia Tenggara jauh lebih optimal.

Dengan jumlahumat Islam di Indonesia yang besar, yaknisekitar 40% dari total penduduk ASEAN, ini bisa dijadikan acuan menguasai pasar ASEAN jika didukung dengan produktivitas yang tinggi, SumberDayaAlam (SDA) yang melimpah, danSumberDayaManusia (SDM) yang potensial. Namun kenyataannya jumlah penduduk besar Indonesia belum sepenuhnya mendukung terhadap peluang ini.

Tantangan yang dihadapi Indonesia sanga tbanyak, di antaranya tantangan di bidang barang dan jasa, tantangan di bidang investasi, tantangan di bidang ketenagakerjaan, dan tantangan di bidang UMKM. Untuk menjadi lulusan HES yang kompeten, dosen sekaligus ketua BAZNAS kota Yogyakarta ini memberikan langkah-langkah yang harus dilakukan mahasiswa HES yakni membuat/membentukvisi (cita-cita), fokus dan istiqomah pada visi/cita-cita tersebut, dan mewujudka ncita-cita kedalam realitas. Artinya, untuk menjadi lulusan HES yang kompeten dan siap menghadapi era MEA, maka mahasiswa harus mempersiapkan vis ikedepan untuk menjadi apa setelah lulus nanti, kemudian fokus dan istiqomah dan yang terakhir harus ada kiat-kiat untuk mewujudkan cita-cita menjadi kenyataan (realitas). “Jangan lupa amalkan surat Al Ashr, insya Allah hidupakan bahagia” tambah Prof.Muhammad.

Pembicara selanjutnya adalah Dr. Ridwan, M.Ag. Dosen kelahiran Brebes ini memberikan tambahan materi mengenai peluang dan tantangan HES di era MEA dilihat dari sisi Hukum. Narasumber kedua seminar nasional ini mengatakan kita harus membaca adanya peluang. Di antara peluang yang ada adalah : 1) Peluang Konstitusional : Agama menjadi salah satu pilar penting pembangunan nasional dan hukum Islam menjadi salah satu sumbe rpembentukan hukum nasional. Lahirnya berbagai pake tregulasi hukum yang bersinggungan dengan hukum ekonomis yariah, 2) Modal Sosial (social capital) SarjanaHukum Islam / Syariah memiliki legitimasi akademik hukum sekaligus legitimasi moral danetik yang kuat, 3) Gelar Sarjana Hukumbagi alumni HES member iruang yang lebar bagi alumni HES mengambil alternatif-alternatif profesi hukum.

Menurut dosen yang menamatkan pendidikan S3 nya di UIN Jakarta sekaligus Wakil Dekan I IAIN Purwokerto ini memaparkan Ihtiar dalam menjawab tantangan di era MEA. Di antaranyaPertama, fakultas syariah perlu mereformulasi basis keilmuan hukum ekonomi syariah dengan hukum umum sebagai dua entitas keilmuan yang bersifat komplementer yang berporos pada perlunya ihtiar penyeimbangan capaian penguasaan hukum islam dan hukum umum baik padatataran teoritis maupun praktisbi dang hukum.Kedua,fakultas syariah perlu membuat standarisasi kompetensi sarjana hukum ekonomi syariah yang tercermin dari struktur / bangunan kurikulumnya. Standarisasi kompetensi minimal sarjana hukum tercermin dari satuan, mata kuliah yang bisa menjamin penguasaan kompetensi minimal bidang hukum tersebut.Ketiga, fakultas syariah perlu melakukan sosialiasi yang massif kepada masyarakat dan berbagai stakeholders tentang perubahahn gela rini agar mereka memahaminya dan pada giliranya memberikan pengakuan dan penerimaan eksistensi gelar sarjana hukum yang disandang alumni fakultas syariah.Keempat, Membangun networking dengan multi stakeholders yang bergerak di bidang ekonomi syariah.

Rabu, 9 Mei 2018, Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) Fakultas Syariah IAIN Pekalongan menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Pergeseran Hukum Kewarisan Peradilan Agama dari Fikih Klasik (Turats) Ke Fikih Indonesia”. Dalam seminar ini menghadirkan dua pakar di bidang hukum waris, yaitu Dr.H.Edi Riadi, S.H., M.H dari Hakim Agung Mahkamah Agung Republik Indonesia, dan Dr. Akhmad Jalaludin, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah dan dimoderatori oleh Dr. Ali Trigiyatno, M.Ag Ketua Jurusan Hukum Keluarga Pasca Sarjana IAIN Pekalongan. Seminar ini direspon sangat baik oleh mahasiswa Jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI) yang diselenggarakan di auditorium IAIN Pekalongan. Tak ketinggalan pula hadir dalam seminar ini tamu undangan dari ketua Pengadilan Agama dan ketua Pengadilan Negeri Se-eks Karisidenan Pekalongan, kepala KUA se-Kota pekalongan, serta para dosen Fakultas Syariah IAIN Pekalongan.

Mubarok, Lc., M.SI selaku Ketua Jurusan Hukum Keluarga Islam IAIN Pekalongan sekaligus Ketua Panitia menyampaikan bahwa Jurusan Hukum Keluarga Islam merupakan bagian dari Fakultas Syariah mengemban amanah dalam mengembangkan keilmuan syariah dan hukum berwawasan keindonesiaan, merasa perlu dan berkepentingan dalam hal menyikapi dan mengkaji secara mendalam sekaligus memberi bekal bagi para mahasiswa terkait perkembangan Hukum waris yang dirasa saat ini kurang mendapat perhatian dalam berbagai kajian. Mubarok juga menyampaikan terimakasih kepada Hakim Agung Mahkamah RI yang berkenan menadi narasumber.

Dr. Akhmad Jalaludin, M.A mengucapkan terimakasih atas kehadiran semua pihak. Kemudian menceritakan sejarah dari Fakultas Syariah IAIN Pekalongan. Kemudian beliau menyampaikan visi misi Fakultas Syariah yaitu Menjadi fakultas terkemuka dan kompetitif dalam pengembangan ilmu syariah dan hukum berwawasan keindonesiaan di tingkat nasional pada tahun 2036. Karena itu pula maka tema seminar ini adalah fikih klasik (yang di bangun di Arab menuju fikih Indonesia). Jadi kita ingin membangun hukum islam yang berwawasan ke Indonesiaan yang lebih sesuai dan cocok dengan kondisi sosiologis Indonesia.

Drs. Moh. Muslih, M.Pd., P.hd selaku Wakil Rektor III dan sekaligus membuka acara seminar nasional menyampaikan ucapan terimakasih kepada narasumber dari Hakim Agung Mahkamah Agung RI, harapannya diantara mahasiswa IAIN Pekalongan ada yang menjadi Hakim Agung di Mahkamah Agung RI, karena semua punya peluang dan kesempatan yang sama untuk menduduki jabatan tersebut. Mudah-mudahan acara seminar ini akan memberikan inspirasi kepada kita semua.

Hukum waris Islam yang yang pada awal kelahirannya merupakan hukum paling modern, sekarang menjadi hukum yang kehilangan ruh kemodernan dan ruh keadilannya ditengah perkembangan budaya masyarakat kini. Problem beda agama dan anak angkat yang menjadi penghalang pewarisan, bagian wanita separuh dari laki-laki menjadi topik kritikan tajam dari kalangan ahli hukum modern, paparan Dr. H. Edi Riadi, S.H., M.H mengawali materinya. Ia menyampaikan bahwa Perbandingan hukum waris sejak 7 abad yang lalu dengan hukum waris agama lain lebih maju hukum waris islam. Persepsi para fuqaha mengenai hukum Islam, khususnya hukum waris Islam, sebagai hukum ta’abudi berdampak stagnasi hukum Islam itu sendiri, sehingga tertinggal dari sistem hukum lain yang senantiasa mengalami perubahan. Sitem hukum waris Islam, pada zamannya, dapat dikatakan sebagai hukum waris yang sangat modern dibanding dengan sistem hukum waris lain. Ambil contoh sebagai perbandingan, di beberapa negara bagian Amerika pada abad ke 19 jika seorang meninggal dunia harta warisan, khususnya yang berbentuk property, diwariskan kepada anak laki-laki sulung.

Pemateri Kedua yaitu Dr. Akhmad Jalaludin, M.A menyampaikan Penegasan antara syariah dan fikih, Menjelaskan konsep waris dalam al-qur’an, Problem2 dalam Fiqh Mawaris.Acara seminar nasional ini berjalan lancar dan ditutup dengan foto bersama narasumber.

Sebanyak 404 mahasiswa baru IAIN Pekalongan mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Sejumlah 404 mahasiswa diantaranya adalah mahasiswa baru Fakultas Syariah. Di sela-sela rangkaian kegaiatan PBAK yang diadakan oleh Institut, terdapat pula agenda khusus pengenalan Fakultas. Pengenalan Fakultas disampaikan oleh PLH Dekan Fakultas Syariah, yaitu Dr. Triana Sofiani M. H. Beberapa hal pokok yang disampaikan yaitu, “PBAK ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan kecerdasan akan budaya akademik kampus. Adapun, maksud kegiatan adalah untuk mendidik, membimbing dan mengarahkan peserta untuk memahami sistem pendidikan di IAIN Pekalongan khususnya di Fakultas Syariah. PBAK merupakan agenda wajib bagi mahasiswa baru dan lama yang belum mengikutinya, untuk proses menyelesaikan studinya di kampus. Ia berharap dengan kegiatan PBAK mahasiswa bisa mengembangkan sikap kritis dan kreatifnya sebagai mahasiswa yang unggul.”

Selain dari PLH Dekan, disampaikan pula sambutan oleh Wakil Dekan III selaku bidang Kemahasiswaan. Dalam sambutannya berpesan, mahasiswa baru agar mampu menjadi mahasiswa yang berguna dan mahasiswa yang bangkit ditengah-tengah masyarakat. Dalam mengikuti PBAK ini, mahasiswa diharapkan tidak hanya mengikuti proses seremonialnya semata, tetapi orientasi dari kegiatan pengenalan adalah membangun budaya akademik di lingkungan kampus. Jadilah mahasiswa yang tidak mudah terpicu isu yang belum jelas, tidak bersifat radikal tetap berguna ditengah masyarakat guna membangun bangsa.

Kemudian, sambutan dilanjutkan oleh para Kepala Jurusan dan Sekretaris Jurusan yang ada di Fakultas Syariah. Hal pokok yang disampaikan selain mengenalkan masing-masing jurusan dan prosedur teknis aturan-aturan terkait kegiatan pembelajaran adalah pesan moral kepada mahasiswa baru Fakultas Syrariah untuk semangat menuntut ilmu, dimulai dari niat dan merubah diri lebih baik. Mari bersama kita membangun Fakultas Syariah IAIN Pekalongan menjadi Fakultas terkemuka dan kompetitif dalam pengembangan ilmu syariah dan hukum berwawasan keindonesiaan, ujar para Kepala Jurusan kepada mahasiswa baru Fakultas Syariah IAIN Pekalongan.

Fakultas Syariah IAIN Pekalongan mengadakan Rapat Koordinasi Bidang Akademik semester ganjil tahun ajaran 2018/2019. Rapat ini dimulai pada pukul 08.30 sampai pukul 11.30 dan dibuka langsung oleh Wakil Rektor I IAIN Pekalongan Bapak Dr. Muhlisin, M. Ag. yang bertempat di ruang sidang Lantai III Gedung Rektorat IAIN Pekalongan. Dalam sambutannya, Dr. Muhlisin, M. Ag. mengatakan bahwa sesuai dengan kalender akademik IAIN Pekalongan, kegiatan perkuliahan semester genap tahun akademik 2018/2019 akan dimulai pada tanggal 27 Agustus 2018 dan sebelum dimulai kegiatan perkuliahan akan diadakan stadium general pada tanggal 29 Agustus 2018

Dalam kesempatan ini juga, disampaikan bahwa jumlah mahasiswa baru Fakultas Syariah IAIN Pekalongan tahun ini bertambah lebih banyak daripada tahun sebelumnya, yaitu terdiri dari 404 mahasiswa, dan terbagi menjadi tiga Progam Studi. HKI terdiri dari 168 mahasiswa, HES terdiri dari 146Mahasiswa, dan HTN berjumlah 90 mahasiswa. Oleh karena itu, Dr. Muhlisin, M. Ag. berpesan kepada seluruh pejabat dan jajaran yang ada di Fakultas Syariah agar mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan kegiatan perkuliahan lebih matang, hal ini diperlukan guna menghasilkan pembelajaran yang lebih baik. Selain itu, ditekankan pula kepada seluruh dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Syariah, agar meningkatkan kualitas pelayanan kepada mahasiswa karena kualitas mahasiswa ke depan adalah cerminan IAIN Pekalongan.

Setelah pengarahan dari Wakil Rektor I, pengarahan dilanjutkan oleh PLH Dekan yang disampaikan oleh Wakil Dekan II Dr. Triana Sofiani, M.H. Beberapa hal penting yang disampaikan seperti dosen wajib mematuhi aturan yang ditetapkan kampus, dosen wajib mengumpulkan RPS sebelum perkuliahan dan melaksanakan kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh pihak Institusi. Adapun jika ada perubahan jadwal, diwajibkan lapor ke Fakultas.

Kemudian pengarahan dilanjutkan oleh PLH Wakil Dekan I yang disampaikan oleh Wakil Dekan III Dr. Hasan Bisyri, M.Ag. Dalam kesempatan ini, disampaikan nilai IKD (Indeks Kinerja Dosen), dimana hal ini diperlukan mengapa dipublikasikan karena dari IKD kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dosen dapat diketahui, dan diharapkan kepada para dosen yang nilai IKDnya kurang baik, agar meningkatkan kualitas pembelajarannya guna menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu, agar seluruh dosen dan pegawai di Fakultas Syariah untuk membantu dan mendukung proses Akreditasi Progam Studi Hukum Keluarga Islam.

Inti dari rapat rutin kali ini adalah penyampain hal-hal pokok terkait kegiatan perkulihan semester genap tahun akademik 2018/2019 di Fakultas Syariah IAIN Pekalongan, dimana tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan dan pembelajaran terbaik kepada mahasiswa Fakultas Syariah untuk mencapai visi “Bersama kita wujudkan Fakultas yang terkemuka dan kompetitif dalam pengembangan ilmu syariah dan hukum berwawasan keindonesiaan di tingkat Nasional pada tahun 2036”.

 

Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tantangan memasuki dunia kerja semakin tinggi. Lulusan harus diberi bekal untuk mempersiapkan diri menghadapi ketatnya persaingan dalam dunia kerja. Untuk itu, Fakultas Syariah IAIN Pekalongan bekerja sama dengan DEMA Fakultas Syariah menggelar pelatihan bertajuk “Mempersiapkan Diri Memasuki Dunia Kerja”. Peserta pelatihan adalah mahasiswa yang memasuki semester akhir dan mahasiswa yang akan mengikuti wisuda. Pada pelatihan kali ini, Panitia mengundang pembicara dari Dinas Perindustrian Dan Tenaga Kerja Kota Pekalongan. Pelatihan berlangsung pada Sabtu-Minggu (10-11 Maret 2018) di Ruang Rektorat Lantai 3 IAIN Pekalongan. Pelatihan dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan bekal mahasiswa dan alumni dalam menghadapi persaingan kerja.

Pelatihan ini juga sebagai ajang sharing alumni. Pemateri dari Dinas Perindustrian Dan Tenaga Kerja Kota Pekalongan, memaparkan mengenai motivasi dan kompetensi diri dalam seleksi kerja. Di samping itu, juga memberikan pelatihan bagaimana cara untuk tampil cerdas dan menarik, khususnya saat proses seleksi kerja seperti pada tahap wawancara, kiat-kiat strategis menembus wawancara secara efektif. Maka perlu adanya upaya yang efektif dan startegis untuk menembus proses seleksinya. Hal ini yang terkadang masih kurang diperhatikan dan dipersiapkan oleh mahasiswa. Kegiatan pelatihan ini perlu diberikan kepada mahasiswa. Soft skill dan kesiapan dalam menghadapi persaingan dunia kerja inilah yang perlu dipersiapkan Di hari kedua, pelatihan ini dilanjutkan dengan pemberian materi lebih lanjut mengenai persiapan menghadapi proses melamar kerja. Peserta pelatihan dibekali tips-tips membuat surat lamaran dan CV yang promotif. Peserta juga dilatih bagaimana strategi menghadapi assessment. pelatihan dengan materi-materi yang strategis untuk memasuki dunia kerja ini, diharapkan dapat membuka wawasan sekaligus memberikan bekal bagi para peserta pelatihan.

Kompetisi Peradilan Semu Tingkat Nasional (Sharia Faculty National Moot Court Competition) yang berlangsung di IAIN Jember telah selesai. Ajang kompetisi yang dimaksudkan untuk mengasah keilmuan dan keahlian hukum para mahasiswa Fakultas Syariah dari seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia ini digelar sejak 12 September 2018 di IAIN Jember.

Kemudian, kompetisi ini ditutup oleh Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember Babun Suharto, pada hari Jumat, 14 September 2018 di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) IAIN Jember. Mengawali sambutannya, Babun memberikan semangat kepada mahasiswa-mahasiswi Fakultas Syariah dari pelbagai PTKIN dengan optimisme bahwa mahasiswa Fakultas Syariah PTKIN memiliki kedudukan yang sama dengan mahasiswa Fakultas Hukum pada perguruan tinggi umum lainnya. Gelar alumni Fakultas Syariah PTKIN saat ini adalah Sarjana Hukum (SH). Karena itu, menurut Babun, ajang kompetisi peradilan semu merupakan momentum aktualisasi mahasiswa Fakultas Syariah sebagai calon praktisi hukum yang memiliki kemampuan akademis dan kemahiran hukum yang kompetitif.

3

"Mahasiswa Fakultas Syariah merupakan calon praktisi hukum yang diharapkan menjadi ujung tombak dari cita-cita negara hukum Indonesia. Karena itu, kompetisi ini menjadi penting sebagai tangga awal untuk melatih kemampuan akademis yang diperoleh dari bangku kuliah kemudian dituangkan dalam praktik peradilan”, ungkap Rektor IAIN Jember.

Dengan penuh semangat, tim peserta lomba Kompetisi Peradilan Semu Tingkat Nasional IAIN Pekalongan mengikuti ajang bergengsi ini, dan meraih penghargaan sebagai “tergugat terbaik”. Walaupun belum mendapatkan gelar sebagai juara, segenap jajaran dan civitas akademika IAIN Pekalongan sangat bangga kepada para peserta, karena sudah menunjukkan usaha yang maksimal dalam ajang kompetisi tersebut.

2

Banyak pelajaran berharga yang diperoleh peserta dari keikutsertaan dalam kompetisi ini. Penghargaan sebagai “tergugat terbaik” semakin membangkitkan semangat mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Pekalongan untuk semakin belajar dan sedikit memahami ketatnya tantangan mereka ke depan.

Tahun depan, jika ada event yang serupa, Fakultas Syariah IAIN Pekalongan akan lebih matang dalam mempersiapkan tim peserta kompetisi, tentunya dengan dukungan penuh dari civitas akademika IAIN Pekalongan, ungkap Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan yang dengan penuh semangat mengantarkan peserta kompetisi di Jember kemarin.

 

Pekalongan – Jum’at, 17 Oktober 2018 Fakultas Syariah IAIN Pekalongan mengadakan Pertemuan orangtua/wali mahasiswa. pertemuan ini dimaksudkan agar silaturahim antara pihak Fakultas dan orangtua wali semakin erat.

Acara berlangsung cukup hidmat, dimulai dengan pembacaan ayat suci Al Qur'an, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, dan doa.

Ruangan pertemuan yang bertempat di Gedung Auditorium IAIN Pekalongan semakin hangat ketika Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Pekalongan Dr. Akhmad Jalaludin, M.A. menyampaikan sambutan, “Ucapan terimakasih kepada orangtua/wali mahasiswa yang berkenan hadir memenuhi undangan kami, dan juga karena sudah mempercayakan putra-putrinya kepada kami.” Ungkapnya mengawali sambutannya. 

Ilmu syariah merupakan ilmu yang sangat penting dipelajari dalam agama Islam. Jadi, bagi mahasiswa yang ingin belajar ilmu syariah sangat pas sekali ditempatkan di Fakultas Syariah IAIN Pekalongan.

Sementara itu, Wakil Dekan I Dr. KH. Sam’ani Sya’roni, M.Ag. memperkenalkan visi dan misi Fakultas Syariah IAIN Pekalongan kepada orangtua/wali mahasiswa, Beliau menyampaikan bahwamahasiswa yang masuk Fakultas Syariah akan dicetak menjadi ahli di bidang ilmu syariah yang berwawasan ke-Indonesiaan. Lulusan fakultas syariah akan mendapatkan gelar S.H., dimana gelar ini akan bisa masuk ke semua instansi Agama Islam maupun umum. Mahasiswa juga akan dituntut untuk ‘magang’ mengetahui lapangan kerja secara langsung, yaitu dalam program PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) dan KKL (Kuliah Kerja Lapangan).

Acara semakin meriah ketika Wakil Dekan II Dr. Triana Sofiani, SH. M.H. memberikan doorprise bingkisan khusus bagi orangtua yang paling jauh rumahnya dari IAIN Pekalongan, diantaranya ada yang dari Bogor, Jakarta, dan Bandung. Juga kepada orangtua wali yang paling banyak memasukan putra-putrinya kuliyah di IAIN Pekalongan, tenyata ada orangtua wali yang 4 putranya semua di kuliyahkan di IAIN Pekalongan. Beliau juga menyampaikan bahwa IAIN Pekalongan mempunyai kebijakan dalam pembayaran mata kuliyah yaitu BKT (Biaya Kuliyah Tunggal dan UKT (Uang Kuliyah Tunggal). Jadi, semua bisa saja Kuliyah di IAIN Pekalongan berdasarkan kemampuan ekonomi masing-masing.

"Banyak juga wadah kegiatan untuk melatih mahasiswa dalam berbagai bidang keahlian, ada UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), SEMA, DEMA, KMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), dan yang lainya. Semua wadah ini adalah untuk menampung minat mahasiswa dan melatih keahlian masing-masing." Ungkap Dr. Hasan Bisyri, M.A. selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah.

Pengelola Fakultas Syariah IAIN Pekalongan menyampaiakan harapannya kepada orangtua/wali mahasiswa, agar setelah mahasiswa lulus tidak hanya sekedar menyandang sarjana atau hanya memiliki ijazah saja, tapi juga harus menguasai ilmu-ilmu agama dan ilmu umum dalam arti ilmu syari'ah serta tentu juga memiliki ketakwaan yang baik dan akhlakul karimah.

Friday, 02 November 2018 15:51

Pelatihan Penulisan Skripsi

Pekalongan – Jum’at, 26 Oktober 2018 Fakultas Syariah IAIN Pekalongan mengadakan pelatihan “Sosialisasi Penulisan Skripsi” yang bertempat di Kospin Jasa Setono. Pelatihan ini diikuti oleh mahasiswa Fakultas Syariah IAIN Pekalongan dan terdiri yang terdiri dua progam studi, yaitu mahasiswa HES dan HKI.

Adapun acara ini dimaksudkan dalam rangka percepatan waktu studi mahasiswa di Fakultas Syariah IAIN Pekalongan, dimana salah satu upayanya adalah mengadakan pelatihan penulisan skripsi. Acara ini juga menjadi sangat penting untuk dilaksanakan, karena setelah dilakukan analisis ternyata kesulitan dalam penulisan skripsi menjadi kendala mayoritas yang dialami oleh mahasiswa. Sehingga diperlukan upaya kongkrit untuk membantu persoalan ini, yaitu dengan mengadakan pelatihan khusus penulisan skripsi.

Dalam pelatihan ini, mahasiswa dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar sesuai dengan kendalanya masing-masing. Selanjutnya, keseluruhan peserta pelatihan ini mendapatkan pelatihan dan bimbingan sesuai dengan kelompok kendalanya.

Tujuan utama peserta pelatihan kali ini dikelompokkan sesuai dengan kendalanya, adalah agar mencapai beberapa target kongkrit, yaitu: Pertama, mahasiswa yang belum mempunyai judul diharapkan setelah mengikuti acara ini mempunyai judul yang siap diajukan ke wali studinya masing-masing; kedua, mahasiswa yang sudah mengajukan judul namun belum seminar diharapkan segera seminar karena proposal telah dimatangkan dalam pelatihan ini; dan ketiga, mahasiswa yang sudah seminar dan sedang dalam proses bimbingan, diharapkan segera menyelesaikan kajian skripsinya dan melakukan bimbingan kepada pembimbingnya masing-masing.

Selain pelatihan, motivasi juga diberikan kepada peserta pelatihan, yang diantaranya disampaikan oleh Dr. Mohammad Hasan Bisyri, M.Ag. selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah IAIN Pekalongan, dengan kata-kata motivasinya “Kesuksesan itu diperoleh dengan kesungguhan bukan dengan keturunan”. Intinya, harapan besar dari pelatihan penulisan skripsi ini adalah dalam rangka mempercepat waktu studi mahasiswa di Fakultas Syariah IAIN Pekalongan, oleh karena itu semoga ke depan pelatihan seperti ini dapat selalu diadakan, demi mahasiswa khususnya, dan kemajuan IAIN Pekalongan, ungkap Dr. Jalaludin, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Pekalongan.swa yang sudah seminar dan sedang dalam proses bimbingan, diharapkan segera menyelesaikan kajian skripsinya dan melakukan bimbingan kepada pembimbingnya masing-masing.

Selain pelatihan, motivasi juga diberikan kepada peserta pelatihan, yang diantaranya disampaikan oleh Dr. Mohammad Hasan Bisyri, M.Ag. selaku Wakil Dekan III Fakultas Syariah IAIN Pekalongan, dengan kata-kata motivasinya “Kesuksesan itu diperoleh dengan kesungguhan bukan dengan keturunan”. Intinya, harapan besar dari pelatihan penulisan skripsi ini adalah dalam rangka mempercepat waktu studi mahasiswa di Fakultas Syariah IAIN Pekalongan, oleh karena itu semoga ke depan pelatihan seperti ini dapat selalu diadakan, demi mahasiswa khususnya, dan kemajuan IAIN Pekalongan, ungkap Dr. Jalaludin, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Pekalongan.

Kamis-Jumat (8-9 November 2018) Fakultas Syariah IAIN Pekalongan menyelenggarakan Forum Group Disscussion (FGD) Bersama Fakultas Syariah & Hukum atau yang biasa disingkat dengan (FSH) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kegiatan tersebut mengangkat tema “Membangun Sinergi Pengelolaan Akademik dan Non Akademik Fakultas Syariah IAIN Pekalongan Bersama Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. FGD ini dihadiri oleh Segenap Jajaran Pimpinan mulai dari Dekanat, hingga para Kajur, Sekjur, Kabag, maupun Kasubag di Lingkungan Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga serta Seluruh jajaran pimpinan dan staff di Lingkungan Fakultas Syariah IAIN Pekalongan. FGD ini diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan pengelolaan akademik & non akademik di Lingkungan Fakultas Syariah IAIN Pekalongan supaya lebih sinergis.

Dr.Ahkmad Jalaludin, M.A selaku Dekan Fakultas Syariah menyampaikan ucapan terimakasih sebanyak banyaknya kepada Dekan Fakultas Syariah & Hukum dan seluruh jajaran pimpinan Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah menerima kunjungan dari Fakultas Syariah IAIN Pekalongan yang nanti akan belajar lebih banyak tentang pengelolaan Akademik & Non Akademik yang ada di Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ada beberapa hal yang ingin kami pelajari terkait dengan tata kelola, budaya organisasi dan implementasi penjaminan mutu di Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Karena Fakultas Syariah masih tergolong lembaga yang baru 1 tahun berjalan maka kami perlu untuk melihat sistem pengelolaan yang ada di Institusi lain, contohnya di Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga ini yang sudah mapan pengelolaanya baik secara akademik maupun non akademik. Harapannya setelah kegiatan ini, kami dapat mengimplementasikan dan memperbaiki sistem pengelolaan yang ada di Fakultas Syariah IAIN Pekalongan.

Dr. H. Agus M.Najib selaku Dekan Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyampaikan ucapan terimakasih dan selamat datang di Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Beliau menyampaikan bahwa Fakultas Syariah tidak hanya maju sendiri-sendiri, kita perlu bersinergi antar Fakultas Syariah di PTKIN karena gelar kita sekarang sudah Sarjana Hukum (S.H), sehingga kompetisi kita bukan hanya di lingkungan PTKIN, Tetapi dengan Fakultas-fakultas hukum di perguruan tinggi umum lainnya. Dengan kedatangan dari Fakultas Syariah IAIN Pekalongan ini, menambah semangat baru. Karena kami juga di Tahun 2020 akan melakukan re-akreditasi. Dan alhamdulilah banyak alumni dari FSH UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sekarang menjadi pengelola di Fakultas Syariah IAIN Pekalongan. Harapannya kedepan bisa terjalin kerjasama yang baik antara Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga dan Fakultas Syariah IAIN Pekalongan.

Acara dilanjutkan dengan penyampaian materi dari Dekan (Dr. H. Agus M.Najib) dan Wakil Dekan I (Prof. Dr. H. Makrus, S.H., M.Hum) dari Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang pengelolaan Fakultas yang ada di Fakultas Syariah & Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.